Babad Dipanagara
Babad Dipanagara

Babad Dipanagara

Babad Diponegoro adalah naskhah kuno yang berisi kisah hidup Diponegoro, seorang pangeran Jawa. Naskah itu ditulis sendiri oleh Diponegoro ketika beliau diasingkan Belanda ke Manado, Sulawesi Utara pada tahun 1831. Babad ini menggunakan aksara pegon (tanpa tanda baca) dan aksara Jawa berisin biografi awal pada masa kesusasteraan Jawa moden pada zaman hayatnyya.Naskhah asli Babad Dipanagara sudah hilang dan hanya salinan dokumen ini yang terselamat pada saat ini tersimpan di Perpustakaan Nasional Indonesia serta di Rotterdam, Belanda.[1]Babad ini disenaraikan sebagai suatu Warisan Ingatan Dunia UNESCO pada Jun 2013;[2] ia dokumen ketiga milik Indonesia yang mendapat pengiktirafan sedemikian selepas Nagarakertagama tahun 2008 dan La Galigo tahun 2011.[3][4]